Ambrolnya bantaran KRL Bojong Gede - Cilebut
Musim Penghujan tiba, membawa berkah tersendiri bagi sebagian penduduk baik yang bertani, berkebun dan beternak. Bahkan seluruh penduduk bumi menyambut gembira ketika musim Penghujan tiba.
Akan tetapi musim Penghujan juga bisa menjadi Malapetaka bagi daerah-daerah rawan, seperti di bantaran sungai-sungai, tebing-tebing, dan daerah rawan lainya. Seperti halnya rawan jalur-jalur angkutan masal, seperti angkutan angkutan darat dengan menggunakan Bus maupun jalur Kerta Api (KA) dan Kereta Listrik (KRL).
Sesungguhnya Pemerintah bertanggung jawab menyediakan kebutuhan pelayanan publik, dengan sebaik-baiknya, dengan ongkos (tarif) yang semurah-murahnya. Bila ini didapat oleh masyarakat umum, inilah bagian dari masyarakat yang makmur. Akan tetapi celakanya bila Pemerintah menyerahkan kepada pihak swasta. Bagi masyarakat kebanyakan itu merupakan penderitaan dan kesedihan tersendiri, sebab ongkos akan terus naik dengan dalih untuk meningkatkan pelayanan. Sedangkan masyarakat kebanyakan mereka adalah golongan ekonomi lemah.
Dalam sistem Pemerintahan Islam ( Kekhilafahan ), semua hajat hidup orang banyak ditanggung oleh Negara, termasuk di dalamnya kebutuhan Listrik, gas, air, telephone, angkutan umum, rumah sakit, biaya sekolah dan lain sebagainya.
Belum juga masyarakat pengguna jasa KRL, menikmati kenyamananya, jalur KRL Bogor - Jakarta yang cukup rawan antara Bogor - Citayam, kembali mengalami kerusakan akibat perubahan alam (musim penghujan ).
Seharusnya Pemerintah telah mengantisipasi daerah-daerah rawan dengan membuat penopang tebing yang dilewati jalur KRL atau Kereta.
Longsornya tanah tebing yang cukup parah di wilayah Batu Gede antara Cilebut - Bojong Gede atau antara Bojong Gede - Cilebut, yang menjadi jalur KRL, menambah panjang derita para pengguna jasa KRL Bogor - Jakarta atau pengguna KRL Jakarta - Bogor.
Macetnya jalur Bojong - Cilebut setelah jalur KRL di Batu Gede terjadi longsor, yang terjadi Rabu malam, 21 Nopember 2012. Akibatnya para pengguna jasa KRL, lari beralih ke angkot dari Bogor - Cilebut dan sebaliknya.Kejadian ini menjadi derita tersendiri bagi para pengguna jasa angkutan KRL, dari Bogor - Jakarta dan sebaliknya.
Betapa tidak, disamping harus mengantri menunggu angkot yang cukup lama, setelah mendapatkan angkot, kena macet hingga 1 (satu) jam bahkan lebih pada waktu jam pulang kerja.
Disamping rawanya jalur KRL Citayam-Bogor, dari ancaman tanah longsor, dari tahun ke tahun ketika memasuki musim penghujan, juga terjadi pula pada jalur jalan raya Bojong Gede - Bogor dan sebaliknya yang melalui bantaran sungai baru mulai dari Kebon Pedes Tanah Sareal sampai dengan Bojong Gede.
Kiranya ada beberapa hal penyebab terjadinya tanah longsor pada jalur angkutan jalan raya (angkot 07) Bojong Gede-Pasar Anyar :
1. Pohon-pohon penahan tebing, mulai hilang satu persatu.
2. Banyaknya pemukiman penduduk dan bangunan/ ruko-ruko.
3. Akibat getaran KRL yang melewati jalur Bogor - Citayam.
Bogor, 22 Nopember 2012 M /
08 Muharam 1434 H
0 komentar:
Posting Komentar