INFO KULIAH Dan SKRIPSI

MELAYANI JASA PEMBUATAN TESIS, SKRIPSI, LAPORAN PKL, DAN AGEN PENDAFTARAN KULIAH MUDAH, MURAH

SELAMAT DATANG DI BLOG YASIN NUNTORO

Terima kasih atas kunjungannya ke blog saya jangan kapok sering-sering mampir kagi.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 25 November 2012

Rasululloh, Saw. Adalah Maha Guru


Rasululloh, Saw. Adalah Maha Guru

Selamat  Hari Guru

Semoga kita menjadi guru Profesional yang senatiasa terus mencari cara (methode) terbaik dalam mendidik putra-putri (murid) kita, agar kelak menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab.

Renungan sebuah hadits :
 
علّموا اولادكم فاء نّهم مخلوقون لزمان غير زمانكم
روه الطبراني
 “ Didiklah anak-anakmu (murid-muridmu-pen.), karena mereka diciptakan menjadi generasi yang berbeda dengan generasi jaman kalian “ ( HR. At-Thobroni ).

Hikmah Pesan Rasululloh Saw, 1400 tahun lalu, kita sebagai Orang tua/Guru agar :
1.                  Senantiasa mencari cara (dengan hikmah) dari pesan yang akan kita sampaikan.
2.                  Apa yang akan kita sampaikan kaitkan dengan pendekatan Pendidikan Agama.
3.                  Tuntutan Profesiaonalisme kita sebagai Orang tua/Guru.
4.                  Senantiasa memberikan motivasi yang kuat untuk mencari ilmu/meningkatkan ilmunya.
5.                  Seorang Guru/Orang Tua bila mencari rujukan, beliaulah pusat rujukan.
6.                  Akhlaqnya adalah Al Qur’an.
7.                  Membentuk karakter anak/murid, dengan Syakhsiyyah Islamiyyah.
8.                  Di dunia global sekarang ini, bekali anak-anak / murid kita dengan kemampuan Bahasa ( Bhs. Arab sebagai Identitas Islam dan Bahasa pengantar bahasa Internasional yang sedang berlaku) saat ini.
9.                  Ikhlas, tawadhu, telaten, sabar berkesinambungan dan berdoa.

Bogor, 25 Nopember 2012 M
            11 Muharam 1434 H

Kamis, 22 November 2012

Rawannya Jalur KRL Bogor-Jakarta

 Ambrolnya bantaran KRL Bojong Gede - Cilebut

Musim Penghujan tiba, membawa berkah tersendiri bagi sebagian penduduk baik yang bertani, berkebun dan beternak. Bahkan seluruh penduduk bumi menyambut gembira ketika musim Penghujan tiba.

Akan tetapi musim Penghujan juga bisa menjadi Malapetaka bagi daerah-daerah rawan, seperti di bantaran sungai-sungai, tebing-tebing, dan daerah rawan lainya. Seperti halnya rawan jalur-jalur angkutan masal, seperti angkutan angkutan darat dengan menggunakan Bus maupun jalur Kerta Api (KA) dan Kereta Listrik (KRL).

Jalur Kereta Listrik Bogor-Jakarta dan lingkar Tanah Abang-Jatinegara-Bekasi, tentunya membuat keberkahan tersendiri bagi masyarakat pengguna jasa Kereta atau KRL, apabila pelayanan angkutan masal ini terus dibenahi dan perbaiki demi kenyamanan para pengguna jasa Kereta atau KRL.

Sesungguhnya Pemerintah bertanggung jawab menyediakan kebutuhan pelayanan publik, dengan sebaik-baiknya, dengan ongkos (tarif) yang semurah-murahnya. Bila ini didapat oleh masyarakat umum, inilah bagian dari masyarakat yang makmur. Akan tetapi celakanya bila Pemerintah menyerahkan kepada pihak swasta. Bagi masyarakat kebanyakan itu merupakan penderitaan dan kesedihan tersendiri, sebab ongkos akan terus naik dengan dalih untuk meningkatkan pelayanan. Sedangkan masyarakat kebanyakan mereka adalah golongan ekonomi lemah.

Dalam sistem Pemerintahan Islam ( Kekhilafahan ), semua hajat hidup orang banyak ditanggung oleh Negara, termasuk di dalamnya kebutuhan Listrik, gas, air, telephone, angkutan umum, rumah sakit, biaya sekolah dan lain sebagainya.

Belum juga masyarakat pengguna jasa KRL, menikmati kenyamananya, jalur KRL Bogor - Jakarta yang cukup rawan antara Bogor - Citayam, kembali mengalami kerusakan akibat perubahan alam (musim penghujan ).

Seharusnya Pemerintah telah mengantisipasi daerah-daerah rawan dengan membuat penopang tebing yang dilewati jalur KRL atau Kereta.

Longsornya tanah tebing yang cukup parah di wilayah Batu Gede antara Cilebut - Bojong Gede atau antara Bojong Gede - Cilebut, yang menjadi jalur KRL, menambah panjang derita para pengguna jasa KRL Bogor - Jakarta atau pengguna KRL Jakarta - Bogor.

Macetnya jalur Bojong - Cilebut setelah jalur KRL di Batu Gede terjadi longsor, yang terjadi Rabu malam, 21 Nopember 2012. Akibatnya para pengguna jasa KRL, lari beralih ke angkot dari Bogor - Cilebut dan sebaliknya.Kejadian ini menjadi derita tersendiri bagi para pengguna jasa angkutan KRL, dari Bogor - Jakarta dan sebaliknya.

Betapa tidak, disamping harus mengantri menunggu angkot yang cukup lama, setelah mendapatkan angkot, kena macet hingga 1 (satu) jam bahkan lebih pada waktu jam pulang kerja.


Disamping rawanya jalur KRL Citayam-Bogor, dari ancaman tanah longsor, dari tahun ke tahun ketika memasuki musim penghujan, juga terjadi pula pada jalur jalan raya Bojong Gede - Bogor dan sebaliknya yang melalui bantaran sungai baru mulai dari Kebon Pedes Tanah Sareal sampai dengan Bojong Gede.

Kiranya ada beberapa hal penyebab terjadinya tanah longsor pada jalur angkutan jalan raya (angkot 07) Bojong Gede-Pasar Anyar :

1. Pohon-pohon penahan tebing, mulai hilang satu persatu.
2. Banyaknya pemukiman penduduk dan bangunan/ ruko-ruko.
3. Akibat getaran KRL yang melewati jalur Bogor - Citayam.

Bogor, 22 Nopember 2012 M /
            08 Muharam 1434 H






Kamis, 25 Oktober 2012

Ibadah Udkhiyah

Ibadah Udkhiyah

Jum'at, 26 Oktober 2012 M / 10 Dzulhijjah 1433 H, umat Islam seluruh dunia, merayakan Hari Raya Idul Qurban 1433 H. Disisi lain para Jamaah Haji yang sedang melaksanakan rukun-rukun Ibadah Haji, yaitu melaksanakan Wuquf di Padang 'Arafah (الحجّ عرفة  : Haji adalah Arafah : HR. At-Turmudzi & Ahmad ), Kamis, 9 Dzulhijjah 1433 H. Bersamaan dengan itu, umat Islam diseluruh dunia melakanakan ibadah Saum Yaumul 'Arafah.



Disamping Alloh Swt, memerintahkan untuk pergi haji bagi yang mampu, juga memerintahkan untuk melaksanakan ibadah Qurban ( Ibadah Udkhiyyah ), yaitu melaksanakan penyembelihan binatang Qurban pada Hari Raya Idul Qurban (10 dan hari-hari Tasyrik yaitu : 11, 12, 13 Dzulhijjah). Adapun dasar hukum yang memerintahkan umat Islam melakanakan ibadah Qurban dan Shalat Sunah Hari Raya Idul Adha, terdapat pada Q.S. Al Kautsar ayat 1-3:


بسم الله الرحمن الرحيم
انّا اعطينك الكوثر
فصلّ لربّك وانحر
انّ شانيك هوالاابتر

" Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat untuk Tuhan-Mu dan ber-qurbanlah, Sesungguhnya orang yang membenci dialah yang terputus ".

Perintah berqurban sekaligus napaktilas Syariat yang disampaikan kepada Nabi Ibrahim As, dengan ujian keimanan dan ketaqwaanya kepada Alloh Swt. Betapa tidak di usia yang senja baru dikaruniai seorang anak laki-laki ( Ismail ) yang sangat dinanti-nanti dan dibanggakan dan sangat dicintainya, tetapi tidak lama kemudian, Alloh Swt, mengujinya untuk mengurbankan putra satu-satunya itu untuk disembelih.



Dengan keikhlasan dari Nabi Ibrahim dan Ismail, maka Alloh Swt, memberikan anugerah kepada kepada beliau, dengan ditebus seekor domba yang besar.(QS.As-Shafat:107). Nabi Ibrahim As, masuk dalam kelompok golongan hamba-hamba Alloh yang sabar (Nabi Ibrahim As, juga termasuk dalam Nabi/Rasul Ulul Azmi).

Diantara beberapa hikmah ibadah Qurban antara lain :
1. Melaksanakan Syariat Alloh Swt.
2. Untuk bertaqorub kepada Alloh Swt, Sebagaimana Alloh Azza
    wa Jalla berfirman : " Sesungguhnya shalat-ku, ibadah-ku,
    hidup-ku, dan mati-ku, hanyalah untuk Alloh Tuhan semesta Alam,.."(QS.Al 'an 'am:162-163)
3. Menghidupkan sunah-sunah orang-orang yang bertauhid.
4. Menebar kasih sayang antar sesama, khususnya faikir miskin.
5. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Alloh Swt, atas berbagai karunia.
6. Sebagai simbol dan sarana persatuan umat Islam se Dunia.
7. Sarana Silaturahmi antar sesama muslim.
8. Syiar Islam se antero jagad raya.

Bogor, 25 Oktober 2012 M /
            9 Dzulhijjah 1433 H



              

Jumat, 12 Oktober 2012

Persyaratan Pindah Penduduk

Persyaratan Perpindahan Penduduk :

Persyaratan administrasi perpindahan penduduk antara lain :
1. Surat Pengantar Pindah dari RT/RW domisili asal.
2. Surat Keterangan Pindah penduduk dari Kelurahan/Desa setempat.
3. Surat mutasi dari Dinas Kependudukan / Pejabat yang ditunjuk yang berada di Kantor Lurah
    atau Kantor Kecamatan setempat.
4. KTP suami istri/ybs. berikut Kartu Keluarga (KK) dan foto copy masing-masing.
5. Pas Photo 3x4, 4x6, sekurang-kurangnya, masing-masing 2 lembar.

Apabila surat pindah dari Dinas Kependudukan telah diterima, maka segera :
1. Di Copy sekurang-kurangnya 2-3 rangkap.
2. Datang dan laporkan segera ke alamat domisili baru, melalui Ketua RT setempat, untuk lapor
    diri dan minta surat pengantar pindah warga
3. Ketahui Pihak RW, setempat.
4. Lapor ke Kantor Kelurahan/Desa setempat, untuk minta surat keterangan pindah penduduk,
    yang ditujukan ke Kantor Dinas Kependudukan setempat/yang dituju (bisa diurus sendiri/oleh
    petugas Kelurahan/ Desa setempat).
5. Copy berkas yang telah diterima dari RT hingga berkas yang diterima dari Kelurahan/Desa.
6. Simpan sebagai arsip/pengganti identitas pribadi/keluarga, selama KTP dan KK belum keluar
    / masih dalam proses.
7. KTP dan KK, terbaru ditempat baru jadi sekurang-kurangnya selama 2 minggu-1 bulan.


Daftar biaya/ongkos administrasi pindah penduduk :
Biaya pindah Penduduk antar Kota/Kabupaten/Propinsi, ke
Kabupaten Bogor, Biaya yang ditetapkan di Kantor Desa Cilebut
Barat sbb :


1. Bea administrasi kepindahan Penduduk,Rp. 50.000,-/KK
2. Biaya KTP sebesar,............................. Rp. 20.000,-/KTP.
3. Biaya perubahan KK, ......................... Rp. 20.000
------------------------------------------------------
Bila yang ikut pindah 3 orang dewasa berarti Rp. 60.000,- untuk KTP-nya saja.

Cilebut Bogor, 12 Oktober 2012 M /
                       26 Dzulqaidah 1433 H

Selasa, 25 September 2012

Rakyat vs Elit Politik

Gendang Perang telah ditabuh,........

Tahun 2014, masa Pemilu (Pilpres & Cawapres) yang didahului pemilihan Calon Anggota Legislatif (Caleg) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

Bila melihat dari masa ke masa golongan putih (golput), mereka yang tidak mencoblos alias tidak memilih atau mendukung salah satu pasangan baik dalam Pilbup, Pilgub, Pilcaleg dan Pilpres, alasan mereka dari telinga ke telinga yang bisa kita dengar, umunya mereka beranggapan sebagai berikut :
1. Sekalipun milih, tetap tidak ada perubahan yang langsung dapat dirasakan katanya.
2. Mereka umumnya melupakan janji-janjinya.
3. Seperti yang diberitakan mas media masa, para elit parpolnya tidak bisa menjadi contoh (tauladan) bagi
    masyarakat luas.

Kelihatanya masyarakat melakukan pertentangan yang sangat nyata kepada para elit politik dan para penguasa, sebab dirasakan dianggap tidak amanah, telah keluar dari UUD 45 dan Pancasila.

Begitu juga kemenangan Jokowi dalam Pilgub DKI Jakarta. Saya melihatnya, ini adalah bentuk pertentangan atau kemarahan atas rakyat kepada para Penguasa atau para Elit Politik baik di DKI Jakarta maupun di Wilayah Tanah Air ini.


Sabtu, 15 September 2012

Jadilah se ekor Kupu-kupu,.........!!!

Jadilah se ekor Kupu-kupu,.........!!!
Saum Ramadhan, Ulat, Kepongpom dan Kupu-kupu


          Halal bi halal dengan membuka pintu maaf dan memaafkan, tidak pernah akan terjadi kalau tidak ada Idul Fitri, dan Idul Fitri tidak pernah akan ada kalau tidak ada Ramadhan dan Qiyamu Lailnya.

          Ada penegasan,... orang yang tidak melaksanakan Saum Ramadhan lalu, tidak berhak (tidak pantas) ikut merayakan Idul Fitri ( hari Kemenangan ).
  
         Se ekor Ulat saja yang rakus bukan main, yang bisa menghabiskan pohon yang dihinggapinya, hampir seluruh manusia membencinya disebabkan bentuknya yang menggelikan dan tidak sedikit yang bisa membuat badan gatal-gatal hingga keseluruh badan.
          Ulat yang merasa sadar akan bentuknya yang tidak disukai oleh manusia,... maka ia berupaya diri dengan melakukan puasa ( laku topo broto ), hingga beberapa hari atau kurang lebih 2 (dua) minggu lamanya. Se ekor ulat yang kelihatan sangat tidak berdaya, ternyata mampu melaksanakan topo broto (puasa). Dengan laku keprihatinanya, maka Alloh Swt, meluluskan usahanya dan permohonan (doa-doanya) menjadi se ekor Kupu-kupu yang sangat indah. Dengan berubah bentuk dari yang buruk menjadi cantik rupawan, maka tidak satupun manusia yang tidak menyukai Kupu-kupu.
   
           Ramadhan telah berlalu, Syawal-pun, satu hari lagi meninggalkan kita,.......... !!, sebentar lagi memasuki pada bulan-bulan di penghujung tahun Hijriyah 1433 H,...
           Apakah perilaku dan pembiasaan ibadah Saum Ramadhan 1433 H, bisa merubah mind set ( Syakhsiyah Islamiyah ) kita,..!??, tentunya perubahan-perubahan itu yang sifatnya positif, maksimal dan berdaya guna.
   
           Bila tidak ada perubahan yang lebih maksimal,.. kelihatanya ujian Saum Ramadhan kita tidak lulus. Seharusnya setelah kita melaksanakan penggemblengan di bulan Ramadhan 1433 H, ada perubahan yang nyata, diantaranya :
1. Yang sudah beriman, tentunya keimananya semakin bertambah.
2. Yang sudah sholeh/sholehah, tentunya kesholehannya semakin bertambah.
3. Yang sudah berbakti, tambah berbaktinya kepada ke dua orang tuanya.
4. Yang sudah rajin jadi pegawai, tambah rajinnya.
5. Yang kreatif semkin terus mengembangkan ke kreatifannya.
6. Yang sudah baik terus semakin diperbaiki,
7. Sudah pasti meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat dan mendatangkan hal-hal yang membawa
    mudhorot ( kerusakan dan kehancuran ) diri.dst


Begitulah prinsip hidup Ulat yang berubah menjadi Kepongpom, lalu jadilah KUPU-KUPU YANG INDAH, yang sudah semestinya menjadi Ibroh (pelajaran) kita malu dengan hewan yang namanya Ulat.

Bogor, 15 September 2012 M
                 28 Syawal 1433 H.
Yasin Nuntoro
          



Rabu, 29 Agustus 2012

Tanda-tanda Kehancuran sebuah Negeri


Tanda-tanda kehancuran sebuah Negeri
Petani,… oh Petani,……dimanakah Engkau kini,…..

       Sebuah catatan kecil liburan Idul Fitri 1433 H di Wilayah Kabupaten Banyumas. Ketika usai silaturahmi di rumah orang tua dan moro tuwo, kerabat dekat dan tetangga dekat dan jauh, ada pelajaran (hikmah) yang bisa diambil dari Silaturahmi baik untuk pribadi maupun untuk bangsa kita pada umumnya.

Bangsa Indonesia ini memiliki sumber daya alam yang kaya raya, minyak bumi, gas alam, batu bara, emas, tembaga, hutan, pegunungan, perairan dan laut yang kaya akan ikan dan tetek bengek lainya. Bila kekayaan ini diurus dan diatur sendiri, maka Indonesia menjadi Negara Adi Daya dengan rakyatnya yang adil dan makmur, tapi sayangnya itu hanya sebuah mimpi yang tak akan terwujud.

Ketika saya masih kecil usia Sekolah Dasar (SD), kira-kira 4 (empat) dasa warsa kebelakang, bila jendela kamar rumah dibuka ketika musim penghujan tiba (musim tandur), para Petani dengan cepat, tangkas dan penuh kesabaran dan keikhlasan, nandur padi, dengan diawali mengolah sawah, ada yang mencangkul sendiri bersama keluarganya dan ada beberapa yang membajak sawah dengan Wluku atau Garu. Saat itu hampir semua orang di kampungku berprofesi sebagai seorang Petani. Adapun yang menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) seperti Guru, Pegawai Kantor Kecamatan, Pegawai KUA, Pegawai Depdikbud, ABRI, TNI dan Polisi, hanya beberapa gelintir saja, mereka biasa disebut golongan (kaum Piyayi).

Sekalipun mereka Pegawai Negeri Sipil (PNS), tapi mereka juga bertani, mungkin hanya dengan hitungan kurang dari jari 10 (sepuluh) saja mereka betul-betul sebagai Piyayi dalam satu Kecamatan.

4 (empat) dasa warsa kemudian, orang tua saya bilang, sekarang ini saya kesulitan mencari orang untuk menggarap sawah. Generasi tua yang tekun sebagai seorang Petani ternyata usianya telah udzur, kerjanyapun pelan dan lambat. Sedangkan Generasi Mudanya tidak satupun yang mau menjadi seorang Petani,….???!! Jutaan hektar tanah sawah kini berubah menjadi tanah mati/tanah darat yang tidak produktif.

Apakah Pemerintah dalam hal ini tidak atau kurang menghargai hasil pertanian, sehingga hasil pertanian Indonesia dibeli dengan harga murah atau ada ongkos produksi yang mahal,..????!!

Akan tetapi disisi lain bangsa kita ini membuka kran lebar-lebar pasar bebas di wilayah Asia Tenggara dan Cina maupun Global. Imbas dari Pasar Global diantaranya industry atau produksi lokal tergerus kalah saing ketimbang produksi Asing.

Dulu bangsa kita pernah menjadi lumbung padinya ASEAN, padi atau beras melimpah, palawija melimpah, buah dan sayuran melimpah semua dari hasil produksi anak bangsa.

Akan tetapi berbeda dengan kondisi sekarang ini, semua bahan makanan pokok telah mengimpor dari luar negeri. Kondisi seperti sekarang ini sungguh saya melihatnya Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sangat rapuh dari sisi ketahanan pangan.

Pada masa kejayaan Islam, penduduk dilarang menelantarkan tanahnya hingga kurun waktu kurang lebih 3 (tiga) tahun lamanya. Bila ada penduduk yang menelantarkan tanahnya 3 (tiga) tahun lebih, maka Negara mengambil alih kepemilikan tanah untuk diserahkan kepada pihak lain untuk digarap atau ditanami. Begitulah Sistem Islam memperhatikan ketahanan pangan sebuah bangsa.


Bogor, 29 Agustus 2012 M / 11 Syawal 1433 H

Ditulis oleh,
Yasin Nuntoro

Minggu, 22 April 2012

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
Nama
:
YASIN NUNTORO,S.PdI
2
Tempat/Tgl. lahir
:
Banyumas, 28 Nopember 1967
3
Alamat Rumah
:
Jl. Kapulaga I Blok D3/12 RT05.09 Komplek Perumahan Pegawai Cipto RSCM Cilebut  Barat Sukaraja Kabupaten Bogor
4
Telephone
:
081316399472, (0251) 7537774
5
Status
:
Kawin
8
Istri
:
Endang Suryani,SPdI
9
Anak
:
4 (empat) anak




10
Riwayat Pendidikan
:
1
SDN 2 Purwojati, berijazah tahun 1980



2
SMPN Purwojati, Berijazah tahun 1983



3
SMA karya Bakti, berijazah tahun 1986



4
D II GPAI, UIN Syarif Hidayatullah, Maret 2003



5
Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) S1 PAI/ 2002



6
Pasca Sarjana Manajemen Publik STIA YAPPANN, 2008 s.d. sekararang

Pendidikan Non Formal

1.       Madrasah Diniyah, 8 tahun

Pendidikan-Pelatihan
:
1
Mengetik manual, berijazah, 1986



2
.Kursus komputer, berijazah,



3
Menuju Bhs.Indonesia Baku, 1987.



4
Sensus Penduduk, 1990,



5
Diklat Guru Diniyah, Depag Prop. Jabar, 2002.



6
Diklat Wawasan Kebangsaan, Propinsi Jawa Barat, 2005.



7
Diklat Guru Diniyah Pemda Prop. Jabar, 2005.



8
Diklat Manajemen Kemasjidan, Pemda Kab.Bogor, 2005.



9
Diklat/Work shop Kurikulum KTSP Tingkat Kec. 2007



10
Whork Shop Guru Madrasah Tingkat Nasional 2008



11
Penataran Guru TKQ-TPQ, Tingkat Kab.Bogor 2009






Seminar
:
1
Seminar UU RI tentang Keterbukaan Publik dan Pengaruhnya bagi Pendidikan Suasta, 2009.



2
Seminar Nasional Kependidikan Guru Madrasah 2009






Pengalaman Kerja
:
1
Ka TU MTs/SMA Maarif Purwojati, 1986-1991



2
Kepala TU Yaspia Ciracas, 1991-1992.



3
Guru MI Miftahul Jannah Cijantung 1992 s.d. sekarang



4
.Ka TU Majelis Pend.Miftahul Jannah,1992- sekarang.




Pengelola TPQ-Madin Asy-Syifa Kab.Bogor, 1999-skrng.






Pengalaman Organisasi
:
1
Ketua KKMD V Kabupaten Bogor, 2004 s.d 2007



2
Ketua Forum Komunikasi Guru Ngaji (FKGN) Kab.Bogor, 2004 s.d. 2007.



3
Pengurus DKM Asy-Syifa Komplek Perum RSCM Cilebut Bogor, Tahun 2000 s.d. Juni 2008.



4
Pengurus Persatuan Guru Madrasah Tingkat kabupaten Bogor 2008 s.d. sekarang



5
Pendiri dan Ketua Yayasan Guru Ngaji Indonesia

CatatanKecil Perjalanan Hidup;



Saya dibesarkan dari 11 orang bersaudara dari pasangan Keluarga Bapak Soenarko Moch. Sjaichan dan Ibu Rukiyah, lahir pada hari Selasa Wage, pukul 09.30 pagi ; 28 Nopember 1967 M atau bertepatan dengan Tahun Hijriyah; 25 Sya’ban 1367 H.

Sebenarnya saya lahir dan dibesarkan dari keluarga yang cukup beruntung, pada masanya, sebab orang tua saya tergolong dari kalangan Piyayi dan sangat terpandang di Kecamatan Purojati saat itu. Adapun jabatan terahir ketika saya kecil hingga remaja Bapak saya sebagai Kepala Kantor Kecamatan Purwojati Purwokerto Kabupaten Banyumas, beliau termasuk tokoh yang diperhitungkan di Kecamtan Purwojati. Beliau seorang Guru (Mursyid) Tariqoh Naqshobandi Qodariyah, muridnya meliputi beberapa Kecamatan ( Purwojati, Jatilawang, Rawalo ).

Silsilah S.Moch.Sjaichan juga sangat jelas hingga tercatat 6 (Enam) keturunan yaitu Soenarko Mochammad Sjaichan bin Muhammad ‘Aly bin Bangsa Dikara bin Citra Dirana bin Setra Wijaya bin Merta Wijaya alias Yudanegara (Bupati Banyumas). Nama Merta Wijaya/Yudanegara, dapat di temukan di Sejarah Kabupaten Banyumas.

Walaupun saya anak dari Piyayi, tapi sejak kecil sudah terbiasa hidup teratur, berbakti kepada orang tua, prihatin, kerja keras dan mandiri. Kebiasaan hidup teratur dapat dilihat dari kebiasaan aktifitas harian, pagi bangun pagi-pagi, berangkat sekolah, pulang sekolah sekitar pukul 12.00.
Makan siang, shalat Dzuhur, ganti baju mengenakan pakaian khusus bertudung (topi bambo), langsung menuju Kandang Kambing, membuka pintu kandang dan menuntun/membawa kambing Gembel yang berjumlah antara 7-10 ekor.
Selama menggembala kambing di pinggir jalan, kadang disawah, kadang di hutan/lereng gunung, sambil membawa sebilah Sabit dan Karung Goni. Sambil mengawasi gembalaan kambing gembel, saya dengan sibuk merumput (ngarit) tuk di bawa pulang.
Ketika bedug adzan asar berbunyi, siap-siap menggiring kambing Gembel tuk pulang kandang. Sesampai di rumah mandi, tidak lupa melaksanakan shalat Asar. Kegiatan itu dilakukan rutin setiap hari. Keadaan menjadi sedih ketika hujan tiba. Disamping kambing Gembel saya kehujanan, saya juga basah kuyup. Maka tidak heran bila sampai rumah sering nangis sebab rasa pusing masuk angin kehujanan.
Pengalaman ini dalam 1 grumbul/kampung, hanya berdua saja bersama teman sekaligus kerabat semasa kecil yang bernama Amin Supangat.

Tidak cukup disitu,………. sepulang menggembala, untuk mandi membersihkan badan, harus pergi ke Sungai, yaitu mandi di Belik atau pinggir-pinggir sungai, sambil membawa omplong atau ember, tentunya ember itu diisi air untuk mengisi berbagai keperluan rumah seperti padasan (tempat wudhu), gentong air untuk masak, kulah (mengisi bak mandi).
Shalat Mghrib berjamaah di Mushalla (Langgar), terus belajar mengaji hingga waktu Isya berjamaah. Pulang dari Mushalla, makan malam, terus belajar malam.
Setiap hari Sabtu atau Ahad, ramai-ramai bersama teman-teman untuk bersiap-siap mencari kayu bakar di hutan yang berjarak tempuh relative jauh antara 1 s.d. 6 Km, dengan kondisi medan naik turun gunung. Ada pengalaman selama berada di hutan saat mncari kayu bakar maupun mencari rumput di hutan. Ketika lapar, apa yang ditemukan dimakannya contoh makan daden (boled/ubi yg tertinggal), singkong yang tertinggal, pisang mentah, mangga mentah, jambu monyet, menthol, batang daun kedondong, batang daun Mangga semua bias dimakan sekedar menahan lapar.
Ketika haus dirasakan,.. yang bias cepat dilakukan adalah mencari mata air, bila tidak menemukan, maka membuat galian spontan dengan gobed/bendo yang dipegangnnya, di atas tanah hutan disembarang tempat yang diperkirakan banyak air. Karuan saja habis galian spontan yang lebar dan kedalamannya kurang lebih hanya 30 cm, sudah pasti airnya keruh putih kecoklatan. Hingga beberapa kali di tawu (dijernihkan) dengan menggunakan daun pisang atau dedaunan yang ada disekitarnya. Ketikak dirasa cukup bening air mentah dari tanah tersebut langsung diminum.
Saya ingat teman-teman sebaya semasa kecil yang ramai-ramai mencari kayu bakar (met suluh) bersama ; merka adalah : Alip, Sarwono, Seto, Tohid, Amin Supangat, Darno, Bagol, Darsono, masih banyak lagi temen yang tidak bias saya sebut. Kadang juga berangkat bersama dengan generasi yang lebih tuaan atau bujangan mereka adalah Juri, Ayat, Warkim, Seno dll. Sesampainya dihutan sering bertemu rombongan temen yang berasal dari tetagga kampung sebelah, biasanya masing-masing kita dan rombongan mereka memiliki area atau lokasi hutan tersendiri untuk mencari kayu bakar (suluh) atau ngarit.
Ketika musim menam mapun msim Panen Palawija tiba, seperti : singkong, kedelai, ubi dan lainya tiba, itu ada kisah tersendiri yang lebih dahsyat hingga larut malam kerja membantu orang tua. Bisa dibanyangkan dari persiapan menaam, membawa bibit, membawa rabuk (pupuk), memelihara dari hama, hingga memanen salah satu contoh panen Singkon. Nyabut singkong, motongin dari batang, kadang langsung dibuat gaplek tidak di bawa pulang ke rumah, ditaruh dibiarkan di atras tanah kepanasan dan kehujanan jadi gatot.
Mengangkut budin (dingkong) dari gunung menuju rumah dengan jarak kurang lebih 6 Km. Setelah terkumpul dirumah dibalai bagian depan rumah hingga menggunung penuh, pekerjaan yang sangat membosankan yaitu ngoceti (membersihkan) singkong dri kulitnya, untuk menuju proses pembuatan makanan untuk persiapan disimpan untuk beberpa tahun ke depan (proses panjang dan melelahkan) masing-masing jenis olahan memiliki uraian pekerjaan tersendiri, mantap benar,………!!???
Ketika Hari Ahad (minggu) tiba, sejak usia Kelas 4 (empat) SD, saya sudah terbiasa mencuci baju sendiri, termasuk sepatu dan pakaian harian. Dari Kelas 5 (Lima) SD sudah mulai membantu mencucikan baju Bapak beberpa potong dan menyetrikanya.
Ibu saya semenjak saya inget uekitar usia kelas 4 (empat) Sekolah Dasar (SD), ibu sudah sering sakit-sakitan, dengan keluhan sering pusing. Saat Ibu sedang memasak di dapur kemudian beliau sakit kepala, Ibu langsung merebahkan badannya dikamar, tidak bias melanjutkan masak di dapur. Saat itulah saya secara tidak sengaja dididik dan terbiasa membantu ibu masak. Berangkat dari hal-hal yang ringan dan kecil-kecil. Ketika ibu sedang sakit kepala padahal sedang nggoreng sesuatu,…. Ibu dari tempat tidur menyuruh saya,.. Siin,.. tempenya dibalikin,.. takut gosong,.. klo dah agak kemerahan diangkat. Yang belum digoreng dimasukin ke bumbu, begitu seringnya hingga masakan-masakan lainya, seperti tumisan, nyayur bening, lodeh, goring ikan, ayam, semur daging, buat pecel, ( gado-gado), kerupuk, bikin keripik singkong, sriping gedang, goring kacang, buat legendary dan sebagainuya, menanak nasi, liwet maupun didang, diatas tungku (pawon) kayu bakar.
Kejadian itu berlangsung hingga beberapa tahun sampai usia SMA. Saya sudah lihai dan piawai masak untuk mempersiapkan makan sekeluarga.
Pengalaman-pengalaman seperti inilah sudah terbiasa menjadi kebiasaan anak kampung, palagi anak seorang petani atau buruh. Akan tetapi saat itu satu, dua, tiga generasi, atau bahkan generasi sebelum angkatan saya,…. Saya kira pengalaman saya merupakan yang terdahsyat, yang tidak mungkin atau tidak bakalan generasi jaman saya atau sesudahnya njamanin.

Dengan keluarga besar dan musibah, cobaan yang beruntun tidak putus-putusnya, akhirnya keadaan orang tua menjadi hidup pas-pasan. Anak-anaknya termasuk saya hanya bias sekolah Tamat sampai SMA saja. Harapan dan impian setinggi langit ingin kuliah ingin mesantren putus ditengah jalan sebab kondisi kemampuan ekonomi orang tua cukup memprihatinkan.

Kiranya kisah ini bisa menjadi ibrah (pelajaran) hususnya bagi anak-anak dan cucu-cucu saya kemudian, agar mereka termotivasi untuk senantiasa hidup prihatin, mandiri, dan teratur dan berakhlaq, dan umumnya kepada siapa saja yang dapat membaca tulisan ini.

Ternyata orang-orang yang sukses dikemudian hari, kalau melihat ke belakang mereka rata-rata hidup prihatin, mandiri dan teratur.